Kamis, 05 Desember 2013

TUGAS KELOMPOK 1
PENGANTAR BAHAN INDUSTRI PANGAN
MINYAK ATSIRI
PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
                       UNIVERSITAS HASANUDDIN
         
                      MAKASSAR
                  
                  2013






















KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah mata kuliah “PENGETAHUAN BAHAN INDUSTRI PANGAN “ Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah PENGETAHUAN BAHAN INDUSTRI PANGAN. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah PBIP dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,18 November 2013


                                                                                                          Kelompok I




















DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ....................................................................................................      
B.     Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.1              Sejarah minyak asiri di indonesia.........................................................................
1.2              Sumber minyak atsiri ..........................................................................................
1.3              Ciri khas minyak atsiri ........................................................................................
1.4              Sifat fisiko kimia..................................................................................................
1.5              Sifat  kimia ..........................................................................................................
1.6              Contoh minyak atsiri ...........................................................................................
1.7              Faktor yang mempengaruhi mutu & standar ......................................................
1.8              Manfaat minyak asiri...........................................................................................
1.9              Cara pengolahan minyak atsiri.............................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .........................................................................................................
B.     Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

























BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Hampir seluruh tanaman enghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di wilayah Indonesia sudah dikenal oleh sebagian masyarakat. Bahan beberapa jenis tanaman minyak atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organic.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa inggris disebut assential oils, ethereal oils dan volatile oils. Dalam bahasa Indonesia ada  menyebutnya minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Mengapa dikatakan demikian ? tidak lain karena minyak asiri mudah mengup apabila dibiarkan begitu dalam keadaan terbuka. Dari sekitar 70 jenis minyak atsiri yang selama ini di perdagangkan di pasar dunia, ternyata diantaranya dapat di produksi oleh Indonesia. Namun kenyataanya, sampai dengan tahun 1993 barulah tercatat sekitar 14 jenis minyak asiri produksi Indonesia yang cukup nyata peranannya sebagai komoditas ekspor. Hal ini tentunya merupakan tantangan karena potensi Indonesia untuk mngembangkan minyak asiri sebenarnya luar biasa. Peluang  pemasaran minyak asiri juga tidak hanya terbuka untuk pasar luar negeri, melainkan sangat dibutuhkan didalam negeri.
Didalam perdagangan internasional, masing-masing minyak asiri memiliki nama dagang tersendiri. Hal ini bergantung pada jenis tanaman yang menghasilkannya. Misalnya, minyak asiri yang berasal dari tanaman alpukat bernama dagang avocado oil, minyak jahe (ginger oil), minyak akar wangi (vetiver oil), minyak cengkeh (clove oil), minyak adas (fennel oil ), dan sebagainya.
Kegunaan minyak asiri sangat luas dan spesifik, khususnya dalam berbagai bidang industry. Banyak contoh kegunaan minyak asiri, antara lain dalam industry kosmetik ( sabun, pasta gigi, sampo, losion ). Dalam industry makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa, dalam industry parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam industry farmasi atau obat-obatan ( anti nyeri, antiinfeksi,pembunuh bakteri ) dalam industry bahan pengawet, bahkan digunakan pula sebagai insektisida. Oleh karena itu, tidak heran jika  minyak asiri banyak di buru berbagai Negara.

B.     Tujuan
·         Menentukan Sumber minyak atsiri
·         Mengetahui Sifat-sifat khas minyak atsiri
·         Mengetahui Faktor yang mempengaruhi mutu & standar
·         Mengetahi Cara pengolahan minyak atsiri









BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Sejarah minyak asiri diindonesia

Industri pengolahan minyak asiri di Indonesia sebenarnya telah mulai didirikan sejak jaman penjajahan. Akan tetapi, perkembangannya sampai sekarang belum banyak mengalami perubahan di bandingkan beberapa Negara lain yang relative muda usianya dalam hal usaha minyak asiri tampak masih tetap menerapkan cara tradisional sehingga keadaan tersebut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas produksi minyak yang dihasilkan.
            Terlambatnya perkembangan minyak asiri tidak hanya dialami oleh industry pengolahannya, tetapi juga terhadap pertambahan komoditasnya.sebelum mas perang dunia II, dilaporkan bahwa Indonesia telah memiliki enam jenis minyak asiri yang dikenal di pasaran dunia. Kemudian pada tahun 1970 baru bertambah menjadi delapan jenis. Hingga tahun 1993, jumlah minyak asiri Indonesia yang berhasil memasuki pasaran dunia hanya 14 jenis.
            Fakta juga membuktikan, bahkan volume serta nilai ekspo minyak asiri Indonesia senantiasa berfluktuasi dari tahun ke tahun. Padahal volume ekspor dan voume import minyak asiri dunia menunjukkan trend yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja merupakan tantangan yang sangat besar bagi pembangunan minyak asiri Indonesia. Segala macam upaya harus ditempuh agar pada masa mendatang Indonesia mampu tampil sebagai Negara pengekspor minak asiri dengan volume dan nilai yang terus meningkat nyata.
Seandainya Indonesia mampu menyadari perkembangan yang terjadi serta berusaha keras memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki, sesungguhnya minyak asiri mempunyai arti penting dalam proses pembangunan. Minyak asiri produksi dalam negeri selain dapat menjadi komoditas ekspor juga akan menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai industry yang memerlukannya di dalam negeri. Pengembangan minyak asiri akan memberikan andil yang cukup besar terhadap peningkatan ekspor nonmigas sekaligus menekan impor.
Kata “terisolasi” mungkin merupakan istilah yang cocok di berikan kepada industry minyak asiri di Indonesia dewasa ini. Alasannya, posisi hasil pertanian yang merupakan salah satu komoditas ekspor nonmigas tersebut tampak kurang menonjol di pasaran dunia.










1.2   Pengertian dan Sumber minyak atsiri

Ø  Pengertian:
Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris(aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati  atau berasal dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami dan mempunyai aroma khas. Dalam perdagangan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Ø  Sumber minyak asiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil.
Ø  Berikut adalah daftar tanaman atsiri penghasil minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia
1. Akar : Akar Wangi, Kemuning
2. Daun : NIlam, Cengkeh, Sereh Lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,  
                     Gandapura,   Jeruk  Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, 
                Selasih, Kemangi.
 3. Biji : Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
            4. Buah : Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
            5. Bunga : Cengkeh, Kenanga, Ylang-Ylang, Melati, Sedap Malam, Cempaka     
                              Kuning, Daun Seribu, Gandasuli Kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
     6. Kulit Kayu : Kayu Manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
     7. Ranting : Cemara Gimbul, Cemara Kipas
     8. Rimpang : Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang     
                           Sari, Temu Hitam, Temulawak, Temu Putri.
     9. Seluruh bagian : Akar Kucing, Bandaton, Inggu, Salasih, Sudamala, Trawas.


Ø  Selain itu dikenal pula beberapa minyak atau berbentuk salep yang merupakan kombinasi antara beberapa jenis minyak atsiri. Contohnya :
1. Minyak Telon
2. Minyak Tawon
3. Minyak Angin
Ø     Sumber minyak atsiri
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies tanaman yang        termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak  atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome.
Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun tanaman
Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Negara Asal
Citronela (Sereh)
Cymboopogo Nardus R
Ceylon
Patchouly (Nilam)
Pogostemon cablin benth
Malaysia
Cajuput (kayu putih)
Melaleuca Leudendron L
Indonesia
Bay
Pimenta Ocris
Dominika
Cassia
Cinnampmum Cassia L.
China
Cedar Leaf
Thuya accidentalis
Vermont
Eucalyptus
Eucalyptus sp.
Australia, Uruguay
Lemon grass
Cymbopogan Citratus
Madagaskar, Guatemala
Cherry laurel
Prunus laurocerasus L.
Prancis



Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari bunga tanaman
Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Negara Asal
Cananga (kenanga)
Canana odorata Hook
Indonesia
Champaka (cempaka)
Michelia campaca L.
Madagaskar, Filipina
Clove (Cengkeh)
Caryophillus aromaticus L.
Zanzibar, Madagaskar, Indonesia
Basil
Ocimum basilieum
Madagaskar
Chamoomile
Matricaria chamomile L.
Jerman, Hongaria
Lavandin
Lavandula vera D.C
Perancis
Lavender
Lavandula Officinalis Chaix
Perancis, Rusia
Marjoram
Origanum majorana L.
Perancis, Afrika
Rose (Mawar)
Rose alba L.
Bulgaria, Turki
Rosemary
Rosmarinus Officinalis L.
Tunisia
Sage
Salvia Scalera L.
Rusia, Perancis

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari biji tanaman
Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Negara Asal
Caraway
Carum Carvi
Belanda, Rusia
Cardamom
Elettaria Cardamomum
India
Carrot Seed (Wortel)
Daucus Carota L.
Amerika, Eropa
Celery seed (Seledri)
Apium Graveolen L.
Inggris, India
Croton
Croton Triglium L.
India, Ceylon
Cumin
Cuminum Cyminum L.
Maroko, India
Drill
Antherium Graveolans
Eropa Tengah

Berikut merupakan minyak atsiri yang berasal dari kulit buah atau buah tanaman
Nama Minyak
Tanaman Penghasil
Negara Asal
Juniper
Juniperus communis
Hongaria, California
Lemon (Sitrun)
Citrus medica L.
California
Pepper (Lada)
Piper nigrum L.
Ceylon, Cina, Madagaskar
Pimenta
Pimenta officinalic Lindley
Jamaika, Inggris
Vanilla (vanili)
Vanila Planifolia
-
Coriander (ketumbar)
Carandum Sativum L.
Eropa Tengah
Anise (Adas)
Pimpinella anisum L.
Rusia, Eropa
Grape fruit
Citrus decumana L.
Florida, Texas
Fennel
Foeniculum Vulgare Mill
Eropa Tengah, Rusia





1.3  Ciri khas minyak atsiri
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.

http://www.rianasaraswati.com/wp-content/uploads/2012/02/minyak-atsiri-260x300.jpg
1.4  Sifat fisik kimia
-          Penampilan
-          Warna
-          Bau
-          Berat  jenis
-          Putaran optic
-          Indeks bias
-          Titik beku
-          Bilangan ester
-          Bilangan asam
-          Tingkat kelarutannya dalam alcohol
1.5  Sifat  kimia
1. Distilasi (Penyulingan)
Merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Ada 2 jenis distilasi yaitu:
a. Hidrodestilasi
Adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang diproses yaitu: destilasi air, destilasi uap dan air, serta destilasi uap langsung.
b. Fraksinasi
Adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak atsiri yang sangat rendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile. Dengan tipe proses seperti ini senyawa non volatil misalnya waxe dan pigmen ikut terekstraksi.
a. Maserasi
Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan penyaringan atau dekanter.
b. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)
Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan yang tidak berbau dan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup. Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini contohnya tuberose dan jasmine.
c. Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)
Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, methanol, etanol, petroleum eter, atau benzene. Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang dipungut dengan cara ini, akan tetetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk aroma terapi karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%. Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau concrete dapat dipakai untuk perfume tetapi tidak untuk skin care. Contoh tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus, tuberose.
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
Cara ini relative baru dan mahal, tetetapi menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 330C dan tekanan 200 atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal.

1.6  Contoh minyak atsiri
·         Minyak adas (fennel/foeniculi oil)
·         Minyak cendana sandalwood oil)
·         Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)
·         Minyak kayu putih (cajuput oil)
·         Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)
·         Minyak lawang
·         Minyak mawar
·         Minyak nilam
·         Minyak serai
Selain itu, dikenal pula beberapa "minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah
·         Minyak telon
·         Minyak tawon
·         Minyak angin




1.7 Faktor yang mempengaruhi mutu & standa
v  Pengadaan bahan baku
Pengadaan bahan baku merupakan langkah paling awal yang perlu diperhatikan agar minyak asiri yang di produksi bermutu tinggi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku meliputi pemilihan lokasi untuk tempat pembudidayaan, cara pengolahan lahan, pemakain vrietas atau kultivar tanaman, pelaksanaan budi daya, dan pemanenan.

v  Penanganan pasca panen
Penanganan pasca panen dari bahan tanaman yang akan diambil minyak asirinya berkaitan erat dengan mutu dan rendemen minyak asiri yang dihasilkan. Penanganan pascapanen masing-masing bsahan tanaman penghasil minyak asiri tidaklah sama.
v  Proses produksi
Sepertinya halnya kesalahan yang dilakukan dalam pengadaan bahan baku dan penanganan pascapanen,kesalahan didalam proses produksi atau pengolahan pun akan menimbulkan dmpak negatif terhadap mutu dan rendemen minyak asiri, kesalahan yang menurunkan mutu serta rendemen terletak pada kondisi peralatan yang digunakan atau karena factor lainnya. Sebagai contoh, bahan tanaman yang seharusnya diolah melalui model penyulingan dengan uap, ternyata di proses melalui penyulingan dengan air, lama waktu penyulingan yang semestinya berlangsung selam 24 jam ternyata di suling dalam waktu 18 jam.
v  Tata niaga
Rantai tata niaga sangat berpengaruh terhadap mutu minyak asiri. Kenyataan membuktikan, selama ini umumnya rantai tata niaga minyak asiri sangat panjang. Padahal kondisi seperti ini menurunkan mutu minyak, sedangkan harga menjadi rendah akibat terlalu banyak pihak yang terlibat didalamnya.
v  Bentuk pengusahaan
Hamper seluruh kegiatan usaha produksi minyak asiri di Indonesia dalam bentuk industry skala kecil. Industry kecil ini sesungguhnya mempunyai potensi yang sangat besar dalam proses pembangunan sebab disamping merupakan jenis usaha bersifat padat karya ( dapat diandalkan sebagai penyerap tenaga kerja sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi mereka yang terlibat di dalamnya ), juga dapat berperan nyata sebagai penopang kelancaran dan kemajuan industry skala besar.






1.8  Manfaat minyak dan fungsi minyak asiri
Minyak atsiri (minyak eteris/minyak terbang) merupakan minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air dan biasanya diperoleh dari akar, batang, daun, bunga tanaman dengan cara mengekstraksi.
Berikut merupakan fungsi dari minyak atsiri :
—  Membantu proses penyerbukan
—  Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
—  Sebagai cadangan makanan dalam tanaman
—  Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.
—  Minyak atsiri disintesa dalam sel glanular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (resin duct), misalnya minyak terpentin dari pohon pinus.

Beberapa manfaat minyak atsiri adalah :
—  Sebagai flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman
—  Antiseptik obat-obatan
—  Pembuatan kosmetik, parfum
—  Sebagai pencampur rokok kretek.
—  Sebagai aroma terapi
—  Obat gosok
—  dll



1.9  Cara pengolahan minyak atsiri
sumber minyak atsiri secara komersil.
Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dikenal dengan cara menyuling atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak.
Didunia komersil, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
  1.  Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation) 
  2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
  3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)
Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
Berikut ini akan saya bahas masing-masing metode penyulingan diatas :

v  Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmiOw1f1fXscB2kVpyuwr5u8O_M3cbB682cA464LkR12kDwRJqpt7HD_j0IFb4MKqpKi5PNu0I452ir0hIrTlZUw4odss0qnWRtjxPn4i9i-um-VPBFfWk1nsFL7oVzMYIJuhxsZP6qyQU/s200/Dest.Dandang+Lama1.jpg
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.
Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.


v  Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distiasi)


Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.
Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).
Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan. 













v  Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiRTGp7UWU8ud5y9Dl9wEQW0hfH4fH29_Q-9BrfGR-NXR43rTe5mZzDO_BukljwzOMlTtMbCt4doUNZUg4mvpQPkqBWQ6kZl4KKqFdp_72StSHuZkDd8v9P3d9U5smhz9T8oC9ZOitHY-/s200/Dest+steam-cr.jpg


Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.




v  Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan pada proses destilasi antara lain :

v  Bahan baku (Raw material)
Pilih bahan baku yang jelas mempunyai randemen minyak tinggi. Pengukuran rendemen minyak dilakukan di laboratorium atau bisa juga dilakukan sendiri dengan alat Stahl Distillation. Jika belum punya alatnya, Anda bisa pesan dengan disini.
Sebelum disuling bahan baku harus dirajang dahulu untuk mempermudah keluarnya minyak yang berada di ruang antar sel dalam jaringan tanaman.
Tentukan juga perlakuan awal raw material, apakah bahan basah, layu atau kering. Ini sangat penting karena setiap bahan baku memerlukan penenangan yang berbeda. Sebagai contoh perlakuan nilam sebaiknya dalam keadaan kering dengan kadar air antara 22-25%. Jika yang masuk ketel adalah nilam basah membutuhkan waktu destilasi lebih lama, akibatnya cost produksi menjadi lebih besar.




v  Alat Penyulingan
Untuk mendapatkan produk minyak atsiri yang berkualitas, gunakan alat yang tidak bereaksi/menimbulkan kontaminasi terhadap produk minyak. Material yang baik adalah dengan glass/pyrex dan stainless steel. Untuk material glass hanya mampu untuk skala laboratorium, sedang skala industri biasa digunakan stainless steel.
Jenis material stainlees steel mulai dari yang paling bagus antara lain :
  1. Material Pharmaceutical Grade (SUS 316)
  2. Material Food Grade (SUS 314)
  3. Material Mild Mild Steel Galvanized
  4. Material Mild Steel

Untuk keperluan destilasi minyak atsiri biasa digunakan material food grade.
Perlu diperhatikan juga penggunaan jacket ketel atau sekat kalor jika proses penyulingan berada didaerah dingin seperti di pengunungan, ini dimaksudkan agar mengurangi kehilangan kalor panas.
Jangan lupa dipasang juga accessories control dan safety device yang minimal berupa thermometer, manometer tekanan (pressure gauge) dan safety valve untuk alat destilasi yang menggunakan boiler.



v  Condensor (Pendingin)

Alat ini digunakan untuk kondensasi (mengembunkan) uap yang keluar dari ketel. Prinsip kerja alat adalah merubah fase uap menjadi fase cair karena pertukaran kalor pada pipa pendingin. Pada alat berskala laboratorium bisa menggunakan condensor lurus (liebig), sedang untuk skala industri harus menggunakan kondensor yang lebih besar. Kondensor untuk skala produksi berbahan stainless dalam bentuk pipa spiral agar kontak dengan air pendingin lebih lama dan area perpindahan kalor juga lebih panjang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAoXx-daLikDKJ6payhlpYqYmX2D0e208lBEa2kSdLxIZJeutQHUNF7tO3vL5IRd55PRF6qoa8QtYTkF4huZMaa3P1Mc4bwRW8V3z9e7FaczSDj8FBMOAO_tUc0JdL2BNxJxEp9ZIF51cg/s1600/sparator.jpg






v  Separator (Pemisah Minyak)

Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak atsiri dengan air berdasarkan perbedaan berat jenis. Separator untuk alat suling sistem kukus kohobasi tersedia 2 macam yaitu untuk minyak dengan density (massa jenis) rendah dan minyak density tinggi.

v  Receiver Tank (Tangki Penampung)

Digunakan untuk menampung minyak atsiri, bisa dari bahan glass atau stainless steel. Untuk bahan glass, gunakan botol gelap agar minyak terhindar dari masuknya sinar matahari langsung sehingga tidak menurunkan grade minyak



























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jadi, Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris(aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatik adalah kelompok besar minyak nabati  atau berasal dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami dan mempunyai aroma khas. Dalam perdagangan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Berdasarkan komponen penyusunnya, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Kelompok yang mana minyak atsiri dapat dipisahkan dengan mudah menjadi komponen komponen atau penyusunnya. Contohnya: minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, minyak terpentin, minyak kayuputih.
2. Kelompok yang mana minyak atsiri susah dipisahkan menjadi komponen murninya. Contoh:  minyak akar wangi, minyak kenanga, minyak nilam.
            Ciri-ciri minyak atsiri
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi sarafmanusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena danterpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).

B.     Saran
Semoga minyak atsiri kedepannya tidak terjadi pemalsuan lagi karena minyak atsiri sangat bemanfaat untuk kesehatan, pewangi dan lain2.


DAFTAR PUSTAKA

v  Buku cetak mengenai produksi dan perdagangan minyak asiri (Tony Luqman Lutony Yeyet Rahmayati)
v  http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/117106-T%2024709-Analisis%20faaktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf
v  www.minyak atsitri.com